adalah bias sang fajar, gagahnya mentari, hingga indahnya semburat senja
mereka begitu setia menaungi muramnya wajah dunia beserta jiwa-jiwa yang ringkih sembilu
hidup dalam kematian; bernapas dalam gelap; segala pengap tak berdaya
hanya mereka dan hanya mereka, penghias-penghias alam raya, anggun menemani seluruh hati yang terpinggirkan oleh congkaknya tuan-tuan...
hanya mereka: bias sang fajar, gagahnya mentari, indahnya semburat senja, merekalah tempat untuk memeluk dan bersandar...
SMK Nasional Bandung berdiri sejak tahun 2008 di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Sadang Serang No. 17. Sekolah ini memiliki 3 Jurusan, antara lain Jurusan Administrasi Perkantoran, Multimedia, dan Teknik Komputer dan Jaringan. SMK Nasional sudah terakreditasi A dan memiliki tenaga pendidik yang berkompeten, berasal dari perguruan tinggi ternama.
Cari Blog Ini
Selasa, 31 Mei 2016
Senin, 16 Mei 2016
Senandung di Sudut Kota
Kala senyum mentari terbit di ufuk timur...
Bergegas langkah kecil menjemput impian dan harapan...
Nafas yang berat mencoba membuat langit menjadi biru yang indah...
Di antara pengharapan yang semakin sirna...
Berharap dunia menjadi sandaran...
Kerasnya hidup laksana langit tak bertuan...
Bumi yang gersang tak berpenghuni...
Akulah sebatang kara yang mencoba bertahan...
Selalu terlantun senandung dari jiwa...
Senandung dari sudut kota..
Kota yang mati...
Bergegas langkah kecil menjemput impian dan harapan...
Nafas yang berat mencoba membuat langit menjadi biru yang indah...
Di antara pengharapan yang semakin sirna...
Berharap dunia menjadi sandaran...
Kerasnya hidup laksana langit tak bertuan...
Bumi yang gersang tak berpenghuni...
Akulah sebatang kara yang mencoba bertahan...
Selalu terlantun senandung dari jiwa...
Senandung dari sudut kota..
Kota yang mati...
Pengembaraan
Masih dalam pengembaraan...
Musafir yang terus bertahan...
Jalanan, pegunungan, lembah, sungai, dan lautan...
Adalah kawan dan saksi tiap jejak...
Semoga...jiwa selalu bersemayam dalam kemurnian...
Tak ada debu yang hinggap...
Sesampainya di sana...wahai musafir...
Musafir yang terus bertahan...
Jalanan, pegunungan, lembah, sungai, dan lautan...
Adalah kawan dan saksi tiap jejak...
Semoga...jiwa selalu bersemayam dalam kemurnian...
Tak ada debu yang hinggap...
Sesampainya di sana...wahai musafir...
Senin, 07 Maret 2016
Kitalah Sampannya (Menepi)
Benar hidup adalah metamorfosa
Setapak langkah khidmat penuh doa
Setengah perjalanan telah terlalui
Dan sejenak saatnya tuk menepi
Menepi dari riuhnya deru hidup
Menepi dari tajamnya silau dunia
Menepi dari keterasingan dan kesepian diri
Menepi tuk bertanya dan bertanya:
Siapa yang tak lelah tuk berjalan?
Siapa yang tak letih tuk menangis?
Siapa yang tak takut tuk menyeberang?
Melewati setiap jengkal gelombang dan badai:
Kitalah sampannya
Bdg, 07/03/16
Setapak langkah khidmat penuh doa
Setengah perjalanan telah terlalui
Dan sejenak saatnya tuk menepi
Menepi dari riuhnya deru hidup
Menepi dari tajamnya silau dunia
Menepi dari keterasingan dan kesepian diri
Menepi tuk bertanya dan bertanya:
Siapa yang tak lelah tuk berjalan?
Siapa yang tak letih tuk menangis?
Siapa yang tak takut tuk menyeberang?
Melewati setiap jengkal gelombang dan badai:
Kitalah sampannya
Bdg, 07/03/16
Ilalang
Ilalang: gelisah kesendirian di tengah kesunyian
Hamparan semesta; angin; kidung kedamaian
Intim bercumbu dengannya (Ilalang)
Ilalang menari menyambut sang angin
Arkais, hujan membasahi; meneduhkan
Ilalang tak sendiri, duka pun lenyap seketika
Bdg, 07/03/16
Hamparan semesta; angin; kidung kedamaian
Intim bercumbu dengannya (Ilalang)
Ilalang menari menyambut sang angin
Arkais, hujan membasahi; meneduhkan
Ilalang tak sendiri, duka pun lenyap seketika
Bdg, 07/03/16
Langganan:
Postingan (Atom)